Teknologi Terbaru Radar Terrasarx Mampu Atasi Awan  

Diposting oleh dicky

teknologi terbaru untuk pemetaan dengan radar asal Jerman, yang dinyatakan mampu mengatasi awan, ditawarkan untuk diujicobakan di atas udara Indonesia."Sebagai imbalan, mereka menawarkan penyediaan data spasial yang dibutuhkan berbagai lembaga di Indonesia dengan sistem itu," kata Peneliti Geomatika Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional Dr Ade Komara Mulyana di sela Seminar Teknologi Radar Antariksa di Jakarta, Rabu.Misalnya permintaan data spasial semburan lumpur Sidoarjo, data spasial kondisi terbaru Merapi, hingga data spasial banjir Jakarta awal Februari lalu, atau permintaan data spasial dari IPB dan institusi penelitian lain yang akan diberikan secara gratis, ujarnya.Indonesia sudah lama menjadi tempat uji terlengkap berbagai sistem pemetaan radar yang pernah dikembangkan di dunia karena lokasinya di khatulistiwa serta ketertutupan awannya yang tinggi sehingga sesuai untuk uji radar yang ditargetkan dapat mengatasi awan.Karena itu sudah saatnya pelaku pemetaan di Indonesia tak sekedar menjadi objek, tetapi juga sebagai subjek pemetaan dengan radar dan menyambut ujicoba yang ada sebagai peluang untuk membantu Indonesia dalam menyediakan data spasial, ujarnya.Sebelumnya pernah dicoba sistem satelit Radarsat, ERS, JERS, Envisat, SRTM maupun sistem Airborne-Ifsar.Sementara itu, Chief Operating Infoterra Nikolaus Faller mengatakan, sistem terbaru pemetaan bumi dengan radar dari TerraSarX bisa menjadi pilihan dalam pemetaan geospasial pada masa datang karena selain mampu mengatasi masalah ketertutupan awan juga berbiaya rendah."TerraSarX mampu melakukan pemetaan bumi tanpa terganggu awan dengan biaya hanya 5 dolar per Km2," katanya.Diakui Ade, biaya pemotretan udara dengan airborne, teknologi pemetaan yang mampu mengatasi awan, mencapai 40-50 dolar per Km2, sedangkan teknologi satelit Ikonos yang masih bermasalah dengan awan berbiaya 37 dolar AS per Km2.Ade mengatakan, Indonesia lebih memilih bekerjasama atau menyewa radar, ketimbang memilikinya untuk pemetaan, karena biaya investasi dalam teknologi radar pemetaan serta biaya operasional radar sangat besar dan tidak seimbang dengan hasil yang didapat."Tubsat (satelit mikro milik LAPAN yang baru diluncurkan setahun lalu - red) sebenarnya sudah menghasilkan foto video `live` wilayah nusantara, namun belum diterjemahkan menjadi hasil pemetaan
__________________

This entry was posted on 07.31 . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Langganan: Posting Komentar (Atom) .

4 komentar

soulmate..
jujur wa kurang ngerti sebenarnya apa maksud n isi artikelmu..
tapi wa menangkap intinya bahwa teknologi itu adalah yang terbaru and termutakhir??
gila juga bisa mengatasi awan???
sejauh ini yang mampu mengatasi awan dari awan hitam menjadi awan putih rasanya cuman pawang hujan?? =)
gud luck ya.. GBU

ehm... masa cuma bisa atasi awan... coba bisa atur awannya mao kemana gitu... keren tuh...
kwawakwkakwa....
jadi kalo lg panas awannya di stel hadang matahari... ;p bisa2 awannya jadi pusing gara2 di control banyak negara..
huahahaha

teknologi yang canggih ampe bisa mengatasi awan?? hebat juga yach... tapi keknya ada dampak yang jelex juga kalau awan itu diatasi ehehehehe,,,

hati2 tu ntar kl awan hilang kulit kita bs langsung kenba sinar matahari lo....ntar malah bs kena kanker kulit... pantesan jerman mo netes penemuannya di Indo... Kn pemerintahan Indo kn bodoh bale,g k mikir dulu sblm memutuskan dampak nya gmn ama org2 kita.... Past ntar kena timbul masalah tu... Moga2 praktek nya gk di Ptk ya...